Pj. Gubernur Lampung, Samsudin, menghadiri Pendidikan Menengah Kepemimpinan (PMK) Nahdlatul Ulama (NU) Angkatan II yang digelar di Aula Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Lampung, Lampung Selatan, pada Rabu (4/12).
Dalam pidatonya, Samsudin menyoroti pentingnya program ini sebagai sarana strategis untuk mencetak pemimpin masa depan yang kompeten secara manajerial dan berbasis nilai-nilai moral serta ajaran Ahlussunah Wal Jamaah. Ia menegaskan bahwa NU memiliki peran sentral dalam menjaga moral masyarakat, khususnya di tengah tantangan modernisasi yang kompleks.
“NU harus tampil sebagai garda terdepan dalam membentengi moral masyarakat. Pendidikan seperti ini sangat penting untuk mencegah degradasi moral, pergaulan bebas, dan berbagai persoalan sosial lainnya yang berpotensi mengganggu stabilitas sosial,” ujar Samsudin.
Pj. Gubernur juga menekankan bahwa kepemimpinan yang efektif membutuhkan perpaduan antara kecerdasan intelektual dan integritas moral. Ia yakin peserta program PMK NU akan memperoleh bekal berharga untuk menjadi pemimpin yang mampu menghadapi tantangan global tanpa melupakan akar budaya, agama, dan kebangsaan.
“Kepemimpinan sejati bukan hanya tentang kecerdasan, tetapi juga tentang integritas, kemampuan berkolaborasi, dan kepedulian terhadap masyarakat. NU telah membuktikan komitmennya untuk menjaga nilai-nilai luhur bangsa, seperti Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, dan UUD 1945,” tambahnya.
Wakil Ketua Bidang Organisasi PBNU, KH Miftafakih, yang hadir mewakili Ketua Umum PBNU, memberikan apresiasi atas pelaksanaan program ini di Provinsi Lampung. Ia mengingatkan para peserta bahwa tanggung jawab dan kompetensi adalah fondasi utama dalam mengemban amanah kepemimpinan di bawah naungan NU.
Melalui program ini, kita berharap lahir generasi pemimpin yang mampu menjawab tantangan zaman, tetap berpijak pada ajaran Islam yang rahmatan lil ‘alamin, dan menjaga keutuhan bangsa,” ujar KH Miftafakih.
Acara ini turut dihadiri oleh Kepala BPSDM Provinsi Lampung, tokoh-tokoh NU, peserta program, serta pejabat pemerintahan lainnya. Kehadiran berbagai elemen tersebut mencerminkan sinergi antara pemerintah dan organisasi keagamaan dalam upaya menciptakan generasi pemimpin yang tangguh dan berintegritas.
Pendidikan Menengah Kepemimpinan NU Angkatan II ini diharapkan mampu menjadi pijakan kuat bagi kader NU untuk melanjutkan estafet kepemimpinan, baik di tingkat organisasi maupun masyarakat, dengan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai keislaman, kebangsaan, dan kemanusiaan.